Pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi digenjot dalam 10 tahun terakhir, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Pembangunan tersebut tak hanya membuka peluang ekonomi tetapi menjadi kunci bagi pemerataan.
Belum meratanya akses telekomunikasi dan informasi antara pusat dan daerah merupakan salah satu faktor yang memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Dengan pertimbangan itu pula, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat aktif membangun infrastruktur telekomunikasi di berbagai pelosok, terutama wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Pembangunan diharapkan bisa mendongkrak ekonomi, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) hingga mengurangi ketimpangan antara wilayah barat dan timur.
Infrastruktur dan ekosistem telekomunikasi dan informasi (IT) juga membuka akses lebih untuk tumbuh kembangnya bisnis baru, seperti e-commerce.
“Cakupan internet yang terus ditingkatkan hingga mencapai 79% di tahun 2024. Ini akan menjadi ekosistem yang baik untuk mendorong digitalisasi UMKM dan pengembanganstart upIndonesia, sehingga akan melahirkan semakin banyakentrepreneurmuda yang berkualitas di negeri ini,” tutur Presiden Jokowi pada Pidato Kenegaraan 16 Agustus 2024.
Selama 10 tahun, pemerintahan Jokowi terus mempercepat pembangunan konektivitas telekomunikasi berupa Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring, Base Tranceiver Station (BTS) 4G dan SATRIA-1. Ketiganya menghubungkan 17.504 pulau yang tersebar di penjuru Indonesia dan menyatukan komunikasi melalui jaringan laut hingga langit.
“Setiap manusia Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote, memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses kemajuan teknologi ini dan terkonektivitas dengan sangat cepat,” tutur Presiden Jokowi saat meresmikan Pengoperasian Palapa Ring, di Istana Negara, 10 Oktober 2019.
1. Palapa Ring
Palapa Ring merupakan jaringan kabel serat optik sepanjang 12.148 kilometer yang terdiri dari kabel optik darat dan bawah laut, serta segmen jaringan radio microwave sebanyak 55 hop.
Mega proyek ini terbagi menjadi tiga bagian yakni Paket barat, Tengah, dan Timur.
Palapa Ring langsung berhadapan dengan posisi strategis Indonesia terhadap ketahanan nasional. Paket Barat, misalnya, telah hadir di Natuna yang langsung berhadapan dengan Laut Cina Selatan.
Nama Palapa Ring mengambil ruh semangat untuk mempersatukan Indonesia sesuai janji Gajah Mada pada Sumpah Palapa-nya.
2. Satelit Indonesia Raya (SATRIA)
Satelit ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet cepat. Layanan SATRIA-1 merupakan solusi untuk titik layanan publik pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau Base Tranceiver Station (BTS).
SATRIA-1 memungkinkan layanan internet di lokasi remote seperti kantor pemerintahan dan sekolah yang ada di wilayah 3T. SATRIA-1 bisa diterima langsung melalui V-SAT sehingga pembangunan proyeknya bisa lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik. Layanan ini juga bisa mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, dan lembah.
3. Akses Internet Melalui BTS
Indonesia juga terus menggenjot pembangunan BTS demi memperluas akses internet melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui BAKTI KOMINFO telah membangun hampir 5.093 BTS di 25 provinsi yang tersebar di 138 kabupaten/kota dan 1.310 kecamatan dan 5.093 desa. Di antaranya adalah di pelosok Papua seperti Jayawijaya (Papua) hingga Aceh Singkil (Aceh).
Akses internet telah diterima di 18.715 titik di seluruh Indonesia di mana titik-titik tersebut difokuskan pada kantor pelayanan publik. Bakti menargetkan pembangunan BTS sebanyak 7.300 hingga 2024.
BAKTI resmi berdiri pada 2018. Namun, jauh sebelum itu, cikal bakal BAKTI sudah ada pada 2006 dengan nama BTIP (Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan) dan kemudian pada 2010 berubah menjadi BP3TI (Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika).