Terbitnya laporan keuangan tentu menjadi suatu hal yang cukup dinanti investor. Dan umumnya, sektor perbankan adalah sektor yang paling cepat merilis laporan keuangan.
Bicara soal kinerja keuangan perbankan, investor seringkali menanti kinerja dari empat bank raksasa di Indonesia, siapa lagi kalau bukan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sebelum Anda mencermati laporan keuangan terutama untuk sektor perbankan, maka ada baiknya untuk mencermati beberapa hal di bawah ini. Berkut ulasannya.
Pahami kemampuan dalam menghasilkan pendapatan
Indikator utama saham bank yang baik adalah kemampuannya untuk menghasilkan pendapatan. Sebagai investor, Anda tentu ingin perusahaan yang Anda sehat dan bisa menghasilkan pendapatan yang konsisten serta bertumbuh.
Cara untuk menilai kemampuan ini adalah dengan mengetahui net interest margin (NIM). NIM merupakan marjin bunga bersih yang digunakan untuk mengukur pembagian antara bunga pendapatan bank dan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman.
Bank yang sehat biasanya memiliki NIM positif dan terus mengalami pertumbuhan. Semakin tinggi NIM, semakin baik karena hal ini berdampak langsung pada profitabilitas bank yang bersangkutan.
Kualitas aset
Selanjutnya adalah memahami kualitas aset bank. Hal ini sangat penting karena aset bank terkait erat dengan penyaluran kredit.
Untuk menilai kualitas penyaluran kredit dan mengurangi risiko, kita dapat melihat rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL). NPL yang rendah menunjukkan kualitas aset yang baik, karena risiko kredit macetnya kecil.
Tingkat pertumbuhan
Sebagai investor, Anda tentu menginginkan saham yang terus tumbuh positif. Pertumbuhan dapat diukur melalui pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) atau Deposit Growth, yang menggambarkan seberapa besar dana yang dikelola bank dan potensi untuk penyaluran kredit.
Selain itu, pertumbuhan kredit atau Loan Growth juga menjadi indikator penting, menunjukkan
ekspansi bank dalam menyalurkan kredit.
Likuiditas
Likuiditas yang cukup penting untuk memastikan bank dapat memenuhi kewajibannya. Salah satu cara untuk menilai likuiditas adalah melalui Loan to Deposit Ratio (LDR), yang membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan deposito.
Rasio ini harus berada pada level moderat, tidak boleh terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Karena semakin tinggi LDR maka hal itu akan menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat likuiditas bank, sementara itu semakin rendah maka pendapatan dari kredit yang disalurkan bank terbilang rendah.
Adapun nilai LDR yang dinilai ideal menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah 84,06%.
Kecukupan modal
Untuk meninjau bank dari segi permodalan, Anda bisa melihat CAR (capital adequacy ratio) atau rasio kecukupan modal.
CAR menunjukkan seberapa kuatnya ekuitas bank dalam menampung risiko kerugian di masa mendatang. Bank yang sehat memiliki CAR yang tinggi, sesuai standar minimum yang ditetapkan oleh regulator.
Apakah menurut Anda saham perbankan bisa untuk investasi jangka panjang? Pelajari lebih lanjut di Kelas Cuan Belajar Investasi dari Nol Agar Hidup Tak Serba Ngutang & Makan Tabungan.
Hanya dengan Rp 50 ribu, Anda bisa belajar saham dengan para pakar di CNBC Indonesia. Tunggu apalagi, daftarkan diri Anda di sini.