Dalam Sepekan, Tiga Orang Akhiri Hidupnya Sendiri di Kabupaten Malang

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com

Tiga orang mengakhiri hidupnya sendiri di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam sepekan terakhir. Dua pelaku remaja dan satu lainnya pria lanjut usia (lansia).

Dua orang diduga sengaja menabrakkan tubuhnya pada kereta api yang sedang melaju pada hari yang sama. Sementara seorang lainnya tewas gantung diri di jendela.

Korban pertama seorang pria berusia 67 tahun, warga Kecamatan Kepanjen, yang ditemukan meninggal di tepi jalur kereta di Dusun Tamanayu, Desa Jatirejoyoso, Kepanjen, Rabu, 9 Oktober 2024. 

Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Kepanjen Komisaris Mohammad Luthfi, diduga korban menabrakkan tubuhnya pada Kereta Dhoho-Penataran 432 jurusan Blitar-Surabaya yang sedang melintas.

Masinis bernama Ahmad Shinwan Fuady sempat menyalakan klakson (semboyan 35), tapi korban tetap berjalan mendekati kereta. Peristiwanya diperkirakan terjadi pukul 6 pagi.  “Tubuh korban tersenggol hingga terpental ke sisi barat rel,” kata Luthfi.  

Polisi belum menemukan motif korban menabrakkan diri ke kereta. Kepada polisi, istri korban mengatakan kondisi suaminya baik-baik saja sebelum kecelakaan dan bahkan mereka sempat berangkat bersama ke sawah.

Jasad korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat dan kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum dekat tempat tinggal korban. 

Korban Kedua

Korban kedua merupakan remaja berusia 20 tahun. Berdasarkan keterangan saksi bernama Yosep, korban diduga sengaja mengadang Kereta Majapahit jurusan Malang-Pasar Senen yang sedang melaju pada Rabu, 9 Oktober 2024, sekitar pukul 19.20 WIB. 

“Di kampung kami pas sedang ada tahlilan. Kami tidak mendengar bunyi klakson panjang (semboyan 35), tapi tahu-tahu ada Kereta Majapahit mendadak berhenti. Ya, kami semua berkerumun, ternyata ada seorang perempuan muda tertabrak kereta. Dia bukan warga kampung kami,” kata Yosep.   

Yosep menuturkan, korban tidak membawa kartu tanda penduduk dan tidak membawa kendaraan ke TKP.

Jasad korban sempat dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan, Kepanjen. Identitas korban baru diketahui sekitar pukul 23.00 WIB. “Informasi yang kami terima, korban sudah lama tinggal di wilayah hukum kami,” kata Kepala Polsek Pakisaji Ajun Komisaris Indra Subekti, seraya menambahkan pihak keluarga menolak jasad korban diautopsi. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*