Cadangan Nikel Melimpah RI Bisa Jadi Basis Ekspor EV di Asia

CEO Maju Motor Group, Alvin Kennedy memberikan pemaparan dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

CEO Maju Motor Group Alvin Kennedy menyebut bahwa Indonesia mampu menjadi basis ekspor electric vehicle (EV). Hal ini didukung kuat dengan cadangan nikel RI yang tercatat sangat besar di dunia.

“Kalau bisa di utilisasi, kita bisa menjadi basis ekspor electric vehicle untuk market ASEAN dan Asia. Ini luar biasa efeknya. Dan kita perlu membesarkan industri EV di Indonesia agar kita punya Research and development (RnD) di Indonesia untuk terus mengembangkan industri EV berbasis nikel,” kata Alvin dalam Rakornas Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) 2024, Senin (14/10/2024).

Untuk diketahui cadangan komoditas nikel di Indonesia masih menjadi yang terbesar di dunia atau setara dengan 23% cadangan di dunia. Berdasarkan data yang tercantum di dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023, tercatat total cadangan bijih nikel RI mencapai 5,3 miliar ton, tepatnya 5.325.790.841 ton.

Sementara, produksi bijih nikel Indonesia sepanjang 2023 mencapai 175 juta ton, atau tepatnya 175.617.183 ton.

Adapun nikel merupakan komponen bahan baku baterai listrik untuk EV. Bahkan nikel saat ini sedang dibanding-bandingkan dengan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP) sebagai komponen kendaraan listrik khususnya Tesla.

Beberapa keunggulan penggunaan nikel untuk mobil listrik, seperti baterai nikel berdensitas energi lebih tinggi. Hal ini berarti mobil listrik yang menggunakan baterai nikel dapat lebih tahan lama karena daya listriknya yang lebih tinggi.

Di sisi lain, kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% pada musim dingin. Bahan baterai LFP disebut dapat mati di bawah suhu -10 derajat.

Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA) mencatat penggunaan nikel tetap menjadi komponen baterai listrik terbesar dengan pangsa pasar sebesar 60%. Sedangkan penggunaan baterai LFP pada mobil listrik hanya sebesar 27% pada tahun 2022.

“Industri ini penting untuk Indonesia. Pertama potensi market kita terbesar di ASEAN, yang akan mendatangkan investasi di sektor domestik dan ekspor,” pungkas Alvin.

https://vljmag.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*