Pemerintah Slovakia memberikan peringatan terbaru kepada Ukraina. Hal ini terkait pengaruh perang antara Kyiv dan Moskow terhadap aliran energi ke Benua Biru.
Berbicara kepada wartawan pada hari Rabu (24/7/2024), Presiden Slovakia Peter Pellegrini mengatakan Slovakia dapat mengambil tindakan pembalasan terhadap Ukraina jika negara itu terus menghentikan transit minyak Rusia ke Eropa melalui pipa Druzhba.
“Tindakan Kyiv merupakan campur tangan yang sangat tidak menyenangkan dalam hubungan baik kami,” katanya dikutip Russia Today.
“Saya sangat yakin bahwa Ukraina akan mampu menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin, karena Slovakia, sebagai negara berdaulat, pada akhirnya harus mengambil tindakan balasan.”
Sebelumnya, Ukraina menghentikan aliran minyak mentah Rusia ke Eropa melalui pipa Druzhba. Langkah ini diambil Kyiv dengan alasan sanksi terhadap perusahaan minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil.
Lukoil menyediakan sekitar 50% minyak yang dikirim melalui cabang Selatan Druzhba, yang merupakan salah satu jaringan pipa terpanjang di dunia. Pemasok lainnya yang ada dalam pipa itu termasuk Tatneft milik negara Rusia, Gazprom Neft, perusahaan swasta Russneft, dan beberapa produsen kecil.
Meskipun Uni Eropa (UE) melarang impor minyak melalui laut dari Rusia pada bulan Desember 2022, pengiriman melalui pipa telah menerima pengecualian dari embargo tersebut. Ini agar memungkinkan negara-negara UE yang terkunci daratan dapat mengamankan pasokan minyak yang stabil.
Druzhba sendiri merupakan pipa minyak yang sangat penting bagi Slovakia dan Hungaria, yang keduanya merupakan negara yang terkunci daratan. Dengan penutupan ini, kedua negara itu kehilangan 40% dari kebutuhan mereka.
Pellegrini sendiri terus mengenang bahwa Slovakia telah membantu Ukraina dengan aliran balik gas dan juga mengirimkan listrik ke negara tersebut. Menteri Pertahanan Slovakia Robert Kalinak menggemakan kritik presiden tersebut dan memperingatkan bahwa Kyiv mengambil risiko besar dengan tindakan yang ‘tidak bertanggung jawab’.
Pada Selasa, Hungaria berjanji untuk menghukum Kyiv karena memblokade pengiriman minyak dari Rusia. Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto mengatakan Budapest akan memblokir dana sebesar 6,5 miliar euro (Rp 114 triliun) yang telah dialokasikan UE untuk Ukraina sampai negara itu menghentikan transit minyak.