HNSI minta pemerintah tertibkan kapal ikan asing di Laut Natuna Utara

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), meminta pemerintah menertibkan kapal ikan asing (KIA) yang kerap beraktivitas di Laut Natuna Utara.

Wakil Sekretaris HNSI Kabupaten Natuna Hayatullah saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Natuna, Sabtu, mengatakan kapal ikan asing masif melakukan aktivitas penangkapan ikan di perairan Indonesia yakni di bagian timur dan barat Natuna.

Terbaru. kata dia lagi, beberapa hari lalu nelayan Natuna kembali menemukan nelayan asing yang beraktivitas menangkap ikan di bagian utara.

“Kapal nelayan asing sangat sering memasuki wilayah Indonesia, apalagi kapal dari negara Vietnam,” ujar dia.

“Untuk wilayah banyaknya nelayan asing itu mulai dari utara 5/8 sampai wilayah timur 4/9,” ujar dia pula.

Dia menyebut, maraknya KIA di perairan Indonesia merugikan nelayan, sebab hasil tangkapan menjadi berkurang.

Ia menjelaskan nelayan Natuna merupakan nelayan tradisional. yakni mencari ikan menggunakan mata pancing, sedangkan nelayan asing menggunakan jaring.

“Negara kita harus mengambil tindakan tegas terhadap nelayan asing yang melanggar batas wilayah, kalau tidak kasihan sama nelayan tradisional,” kata dia lagi.

Menurut dia, jika hal ini terus berlangsung akan menghilangkan sumber ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya menambah jumlah masyarakat miskin di Natuna.

“Harapan saya di hari kemerdekaan kita ini, untuk ke depan pemerintah harus memperkuat armada kita untuk di wilayah Natuna Utara agar para nelayan aman dalam mencari nafkah,” ujar dia.

Secara terpisah, Dedy, nelayan tradisional Natuna mengatakan beberapa hari lalu dirinya menemukan puluhan kapal ikan asing (KIA) di Laut Natuna Utara.

“Sekitar 30 mil dari Pulau Laut (Kecamatan Pulau Laut),” ujar dia lagi.

Dia menuturkan, KIA tersebut melakukan aktivitas penangkapan ikan, dan dirinya sempat mengabadikan video keberadaan mereka lengkap dengan titik koordinatnya.

“Ada videonya, saya rekam lengkap dengan titik koordinat,” kata dia.

Ia berharap presiden terpilih nantinya memilih Menteri Kelautan dan Perikanan yang tegas dalam memberantas KIA.

“Di zaman Bu Susi (mantan Menteri Kelautan Perikanan) mana ada sebanyak itu (KIA), paling satu atau dua aja,” ujar dia.

Menurut dia, keberadaan KIA di Laut Natuna Utara menyebabkan hasil tangkapan nelayan berkurang.

Ia menyebut, kapasitas KIA yang kerap dirinya temukan bisa mencapai ratusan gross tonnage dan diduga menggunakan alat tangkap terlarang.

“Kalau malam, laut seperti kota, terang, kalah lampu di Pulau Laut,” ujar dia pula.

kera4d

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*