Penjaga Pantai China (CCG) mengatakan bahwa pihaknya telah memasuki perairan Samudra Arktik untuk pertama kalinya sebagai bagian dari patroli gabungan dengan Rusia. Hal ini terjadi saat kedua negara terus meningkatkan hubungannya di tengah perang Moskow di Ukraina, yang ditentang keras oleh Barat.
CCG dalam sebuah unggahan di akun media sosial resminya, Rabu (2/10/2024), menyebutkan bahwa pelayaran di Samudera Arktik itu secara efektif memperluas cakupan navigasi samudra penjaga pantai dan menguji kemampuan mereka untuk melaksanakan misi di perairan yang tidak dikenal.
“CCG mengabdikan hatinya kepada Partai; menunjukkan kesetiaan di Samudra Arktik,” tulis unggahan itu merujuk pada Partai Komunis China yang berkuasa, seraya merilis beberapa foto pelayaran itu.
Pemerintah Rusia belum secara resmi mengakui patroli tersebut. Meski begitu, Media pemerintah Rusia TASS menerbitkan laporan tentang patroli tersebut.
Laporan ini muncul setelah Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS), USCG, pada hari Senin mengatakan bahwa mereka melihat empat kapal dari Penjaga Perbatasan Rusia dan CCG melintasi wilayah Laut Bering, tepatnya sekitar lima mil di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Rusia pada hari Sabtu.
Laut Bering membentang antara Rusia dan Alaska dan merupakan bagian dari Samudra Pasifik Utara. Laut ini terhubung ke Samudra Arktik melalui Selat Bering, jalur sempit yang memisahkan Asia dan Amerika Utara.
“Aktivitas baru-baru ini menunjukkan meningkatnya minat terhadap Arktik oleh pesaing strategis kita,” kata Laksamana Muda Megan Dean, komandan Distrik Penjaga Pantai ke-17, dalam pernyataan USCG.
AS telah menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya peran dan koordinasi China dengan Rusia di wilayah Arktik yang secara strategis dan sensitif terhadap lingkungan, karena kedua negara mempererat hubungan keamanan dan ekonomi mereka secara lebih luas.
Pasukan AS dan Kanada pada bulan Juli mencegat pesawat bomber Rusia dan China yang terbang bersama di dekat Alaska untuk pertama kalinya. Militer AS mengklaim angkatan laut Moskow dan Beijing sudah beroperasi bersama di perairan internasional di lepas pantai Alaska pada tahun 2022 dan 2023
Tahun lalu, CCG dan Dinas Keamanan Federal Rusia, yang mengoperasikan penjaga pantainya, sepakat untuk memperkuat ‘kerja sama penegakan hukum maritim’. China kemudian diundang untuk mengamati latihan keamanan ‘Patroli Arktik-2023’ Rusia.
Para analis mengatakan patroli baru tersebut merupakan bagian dari pola kolaborasi yang lebih luas. Patroli ini disebut dirancang untuk mengirim pesan ke Washington, yang aktivitas maritimnya di Laut Cina Selatan dan Timur telah lama membuat Beijing kesal.
“CCG yang beroperasi lebih jauh ke utara daripada yang pernah dilakukannya menyiratkan China memperluas Penjaga Pantainya ke wilayah yang secara tradisional dianggap AS sebagai domainnya sendiri,” kata Carl Schuster, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut AS dan mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS.
“China secara khusus mengisyaratkan bahwa Penjaga Pantai AS bukan satu-satunya yang (dapat) beroperasi di dalam dan di dekat Zona Eksklusi Ekonomi negara lain dari perairan dalam negeri mereka sendiri.”
China selama bertahun-tahun berupaya meningkatkan jejaknya di Arktik. Beijing telah mendeklarasikan dirinya sebagai ‘negara dekat Arktik’ dan meningkatkan kemampuan pemecah es dan penelitiannya di wilayah tersebut.
Rusia, sebagai salah satu dari delapan negara Arktik, secara historis berhati-hati untuk bersikap terlalu ramah terhadap China di wilayah yang penting bagi keamanan dan kekuatan militernya sendiri. Namun, para pengamat menggarisbawahi meningkatnya ketergantungan Moskow pada China setelah perangnya dengan Ukraina.
Dalam pembaruan pertamanya terhadap strategi Arktiknya dalam lima tahun, Departemen Pertahanan AS pada bulan Juli memperingatkan bahwa ‘kerja sama yang berkembang’ antara Rusia dan China di wilayah tersebut memiliki ‘potensi untuk mengubah stabilitas dan gambaran ancaman Arktik’.
“Kegiatan bersama baru-baru ini, termasuk patroli Juli di dekat Alaska, menimbulkan pertanyaan apakah fokus Rusia dalam mengendalikan akses ke Arktik Rusia “semakin dibayangi oleh pertimbangan ekonomi dan politik,” kata Sophie Arts, seorang peneliti di German Marshall Fund dari tim Geostrategi Utara AS.
“Namun, jika menyangkut meningkatnya keinginan Rusia untuk melayani kepentingan China, kita harus mempertimbangkan lokasi tempat kegiatan ini berlangsung,” tambahnya.