Wilayah Timur Tengah kian memanas. Sejumlah pihak pun menyatakan ketakutannya bahwa perang besar akan terjadi di Dunia bagian Arab ini.
Ketegangan ini dimulai dari serangan milisi Gaza Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu. Israel membalas serangan ini dengan membabi buta dan menewaskan puluhan ribu warga sipil.
Sejumlah negara akhirnya mengambil posisi untuk memaksa Tel Aviv menghentikan serangannya. Salah satu patron regional Timur Tengah, Iran, bahkan mengambil langkah yang lebih keras dengan mengizinkan proksinya, Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, serta beberapa milisi dukungannya di Irak, untuk menyerang langsung Israel dalam solidaritasnya terhadap warga Gaza
Berikut beberapa fakta terbaru yang menilai bahwa perang dengan Israel akan meluas ke seluruh Timur
Pangkalan militer Irak yang menjadi tuan rumah pasukan Amerika Serikat (AS) diserang sejumlah roket, beberapa hari setelah serangan Amerika menewaskan empat pejuang Irak pro-Iran, dan di tengah kekhawatiran akan eskalasi regional.
“Roket-roket diluncurkan ke pangkalan Ain al-Assad di provinsi Anbar,” kata sumber militer, dilansir AFP, Selasa (6/8/2024). Beberapa roket jatuh di dalam pangkalan, sementara satu roket mendarat di desa terdekat tanpa menyebabkan kerusakan, tambah sumber tersebut.
Seorang komandan kelompok bersenjata pro-Iran mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya “dua roket menargetkan” pangkalan tersebut, tanpa menyebutkan siapa yang melakukan serangan. Sumber lain dalam kelompok itu dan sumber keamanan mengkonfirmasi bahwa serangan terjadi.
Serangan semacam ini sering terjadi pada awal perang antara Israel dan militan Palestina Hamas di Gaza, tetapi sejak itu sebagian besar berhenti. Namun, serangan roket terbaru ini muncul di tengah ketakutan akan serangan oleh Iran dan sekutunya terhadap Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan tokoh-tokoh utama Hamas dan Hizbullah dalam serangan minggu lalu.
Pembunuhan tersebut, dengan Iran dan Hizbullah berjanji untuk membalas, adalah salah satu serangkaian serangan balasan paling serius yang telah meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang meluas dari perang Gaza.
“Poros Perlawanan” yang bersekutu dengan Iran melawan Israel, yang juga mencakup kelompok-kelompok Irak dan Houthi Yaman, telah terlibat dalam perang hampir 10 bulan ini. Tengah:
AS juga dilaporkan mengarahkan kapal perusak USS Laboon dan USS Cole ke Mediterania Timur. Selain itu, ada juga mobilisasi Grup Serangan Kapal Induk 3 AS dengan kapal induknya, kapal induk bertenaga nuklir USS Abraham Lincoln, yang ikut pindah dari Pasifik ke Teluk Persia.
Dalam sebuah laporan dalam laman Foreign Policy, keputusan tersebut membuat pasukan AS di seluruh dunia kewalahan. Peristiwa semacam itu telah berulang dalam beberapa tahun terakhir, karena AS berjuang untuk melindungi kepentingannya di Eropa Timur dan Pasifik serta pendudukan Israel.
Selain itu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan satu skuadron tempur dan sistem pertahanan udara berbasis darat tambahan untuk ditempatkan di Timur Tengah.
“Kami tidak membangun militer yang dapat menangani tiga medan secara bersamaan,” kata Mark Montgomery, seorang peneliti senior di Foundation for Defense of Democracies.
Di Israel, supermarket melaporkan lonjakan belanja kebutuhan pokok pada hari Jumat. Jaringan supermarket Victory mengatakan kepada CNN bahwa penjualan beberapa barang naik 30% dibandingkan dengan penjualan biasa, seraya menambahkan bahwa warga membeli makanan kaleng, sereal, pasta, tisu toilet, daging beku, air minum kemasan, dan tisu basah.
Pemerintah kota Yerusalem minggu lalu mengeluarkan instruksi tentang apa yang harus dilakukan jika kota itu diserang, dengan mendistribusikan berkas berisi daftar tempat parkir yang akan digunakan sebagai tempat berlindung, dan daftar tempat perlindungan bom. Dikatakan bahwa penduduk harus dapat mencapai tempat perlindungan bom dalam waktu 90 detik.
“Penduduk disarankan untuk membersihkan dan menyiapkan tempat perlindungan bom mereka terlebih dahulu,” kata berkas itu.
Penduduk disarankan untuk menyimpan cukup air dan makanan untuk tiga hari dan membeli baterai dan senter selain obat-obatan.
Beberapa lembaga dan layanan Israel telah meningkatkan kesiapsiagaan. Layanan darurat Magen David Adom (MDA) mengatakan mereka siap menghadapi setiap skenario setelah latihan selama tiga hari.
“Latihan tersebut melibatkan penanganan korban dan tim berlatih ‘skenario pemadaman listrik’ dengan fokus pada penggunaan alat komunikasi satelit,” ujar keterangan MDA.
Rusia dilaporkan mulai mengirimkan peralatan pertahanan udara dan radar canggih setelah Teheran meminta senjata kepada Kremlin. Hal ini dimuat New York Times Senin, dikutip Times of Israel. Seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan pejabat lainnya disebut telah mengkonfirmasi tersebut.
“Permintaan tersebut tidak hanya telah dibuat, tetapi pengiriman telah dimulai,” muat laman itu, dikutip Selasa (6/8/2024).
Perkembangan tersebut terjadi saat Timur Tengah merasa gelisah karena mengantisipasi serangan langsung Iran terhadap Israel. Ini sebagai balas dendam atas dugaan pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli.
Iran mengatakan Israel harus “dihukum” atas pembunuhan Haniyeh dan telah bersumpah untuk mengambil tindakan. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa tanggapannya dapat membawa Timur Tengah yang bergolak lebih dekat ke perang habis-habisan.
Kelompok proksi Iran, Hizbullah, juga mengancam akan menyerang Israel dari Lebanon setelah pembunuhan pemimpin militernya Fuad Shukr. Komandan tinggi itu tewas dalam serangan di dekat Beirut minggu lalu yang diklaim oleh Israel.
Israel mengatakan siap untuk membela diri. Negara itu juga berjanji akan membalas setiap agresi
Badan keamanan Shin Bet Israel dilaporkan telah menyiapkan bungker di bawah Yerusalem. Menurut laporan wartawan Israel Ben Caspit, bunker itu nantinya akan dipakai para pemimpin politik negara Zionis untuk bekerja jika terjadi serangan besar-besaran terhadap mereka.
“Bunfker komando dan kendali yang baru disiapkan itu dimaksudkan untuk pelaksanaan perang oleh elit politik-keamanan negara,” tulis Caspit dalam laporan Sabtu lalu, seperti dikutip Russia Today pada Senin (5/8/2024).
Caspit menambahkan bahwa fasilitas bawah tanah itu “terhubung ke lubang” di bawah pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, dan ke “semua bunker lain” yang tersebar di Israel.
“Bunker itu memungkinkan untuk tinggal lama dan kebal terhadap semua jenis senjata,” tambah Caspit, tanpa mengutip sumber manapun.
Israel saat ini bersiap menghadapi serangan Iran, yang telah dijanjikan akan dilancarkan oleh para pejabat Iran sebagai balasan atas dugaan pembunuhan terhadap pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal minggu ini.
Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan menyebut Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bertemu dengan pejabat senior militer dan pertahanan pada Minggu untuk membahas cara “menagih harga untuk upaya serangan dari Iran dan proksinya.”