Jet tempur Mirage 2000-5 Angkatan Udara Taiwan bersiap untuk mendarat di Pangkalan Udara Hsinchu di Hsinchu, Taiwan 11 April 2023. Jet tempur Taiwan terlihat lepas landas dan mendarat di pangkalan udara Hsinchu utara ketika Cina melanjutkan serangkaian latihan militer di dekat pulau itu.
Kementerian Pertahanan Taiwan pada Selasa, 15 Oktober 2024, mengungkap telah mendeteksi sekitar 153 jet tempur Cina yang terlibat dalam latihan tempur di sekitar Selat Taiwan selama satu hari. Latihan tempur ini dilakukan persis sehari setelah Presiden Taiwan Lai Ching-te menyampaikan pidato nasional akhir pekan lalu.
Beijing mengatakan latihan tempur selama satu hari itu dinamain Join Sword-2024B, yang ditujukan untuk memperingatkan pada tindakan-tindakan separatis. Latihan militer itu bukan hanya membuat waswas Taiwan, namun juga Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai mengatakan berisiko merusak kestabilan kawasan. Beijing mengklaim Taiwan adalah wilayah tak terpisahkan dari Cina.
“Setiap latihan militer tanpa pemberitahuan akan menyebabkan gangguan pada perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan,” kata Cho.
Menurut Cho, latihan militer Cina bukan hanya berdampak pada wilayah sekitar Taiwan, namun secara serius juga berdampak pada seluruh hak-hak bernavigasi wilayah laut dan udara. Hal ini juga menjadi perhatian negara lain.
Sementara itu, Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan menemukan ada 153 jet tempur Cina yang mengitari wilayah kepulauan Taiwan atau lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Berdasarkan peta militer Taiwan, dari jumlah itu ada 28 jet tempur yang melintasi garis sensitif Selat Taiwan
Terlihat pula aktivitas militer Cina di perairan lepas pantai tenggara yang merupakan markas bagi sebagian besar pangkalan militer Taiwan. Aktivitas militer terlihat di barat daya yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan, di mana Taipe mengendalikan Pulau Pratas.
Angkatan Laut Cina mengerahkan 14 kapal kecil dan 12 kapal besar, yang merujuk pada kapal pejaga pantai Cina dan badan-badan sejenisnya. Latihan militer Cina telah membuat Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya waswas, di mana Pentagon menyebut tindakan itu tidak bertanggung jawab, tidak sepantasnya dan merusak stabilitas.