Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan, masa tugas Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor atau Satgas Pengawasan Impor Ilegal akan selesai di akhir tahun 2024 ini. Satgas ini disahkan Zulhas pada Juli 2024 lalu.
“(Satgas sampai akhir tahun 2024) Selesai. Ya lanjut (atau tidaknya) terserah pemerintahan baru,” kata pria yang akrab disapa Zulhas saat ditemui di pabrik baja yang berlokasi di Kawasan Kp Bangkong Reang, Wangunharjo Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi hari ini, Kamis (26/9/2024).
Zulhas mengakui, pembentukan Satgas pengawasan impor bukanlah sebuah solusi permanen untuk menyelesaikan masalah banjirnya barang impor ilegal di Tanah Air. Katanya, dibentuk Satgas hanya untuk terapi kejut atau shock therapy bagi para importir nakal yang memasukkan barang ke Indonesia tanpa mengikuti aturan yang berlaku. Namun untuk efektivitasnya, ia menyebut tugas pokok dan fungsi kerja Satgas saat ini sudah cukup dalam menyelesaikan masalah banjirnya barang impor ilegal.
“Ya Satgas itu kan bukan penyelesaian, cuma dia shock therapy saja. (Tapi untuk saat ini) sudah cukup efektif, Alhamdulillah,” ujarnya.
Kemudian, saat ditanya ihwal adanya indikasi menunggu atau wait and see dari para importir untuk memasukkan barangnya ke Tanah Air lantaran ada Satgas, Zulhas menilai itu sebagai satu hal yang positif.
“Ya nggak apa-apa, kan bagus. Daripada dia, importirnya memasukan barangnya tidak sesuai dengan dokumen, itu artinya kan Satgas berhasil,” ucap dia.
Namun, dia enggan berkomentar lebih lanjut, jika nantinya para importir itu akan memasukkan barang impor ilegal kembali setelah Satgas resmi dibubarkan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Rusmin Amin menjelaskan, untuk bisa mengatasi permasalahan impor ilegal pemerintah perlu mencari antibiotik baru atau cara lain, supaya para importir nakal itu tidak berhasil dalam mencari celah untuk memasukkan barang impor ilegalnya ke Tanah Air.
“Satgas itu kayak antibiotik. Kalau Anda sering makan antibiotik, sebetulnya siap-siap bahwa penyakit Anda itu jadi lebih kuat. Makanya nanti harus cari antibiotik yang lain. (Karena para importir itu) kan pasti nyari celah, gimana caranya barang ilegal bisa masuk,” kata Rusmin.
“Dengan adanya Satgas, ada di beberapa pelabuhan, kapal-kapal itu pada nunggu gitu. Mungkin mereka nunggu Satgasnya kapan hilang. Mungkin ya, saya nggak tahu,” sambungnya.
“Untuk mengantisipasi barang-barang ilegal masuk. Misalkan kayak sekarang, contoh yang paling gampang lah, koordinasi antar daerah kita perkuat. Karena yang namanya pengawasan itu ada provinsi, yang selama ini menurut saya belum jalan di provinsi itu,” ucap dia.
Meski begitu, Rusmin mengklaim Satgas pengawasan impor ilegal sejauh ini sudah cukup efektif dalam mengatasi persoalan banjirnya barang impor ilegal yang masuk ke Tanah Air.
“Karena dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama ya, dibentuk, kan biasanya kalau urusan-urusan gede, harus bicara soal anggaran dan sebagainya. Ini kan anggaran juga di masing-masing K/L (Kementerian/Lembaga). Kita gunakan ya, cuma kita ada fokus, ada target, tujuh komoditi,” pungkas Rusmin.